Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim

 

Pendidikan adalah:’Suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup”.[1]

Berarti sejak lahir sangat diperlukan adanya pendidikan, juga pendidikan itu tidak terbatas pada usaha mengembangkan intelektualitas saja , dan tugas pendidikan bukan selau meningkatkan kecerdasan saja, melainkan mengembangkan kepribadian manusia. Disamping itu bukan saja pendidikan umum yang dapat mengembangkan kepribadian manusia, akan tetapi pendidikan agama Islam tentu mempunyai fungsi dan peranan yang lebih besar untuk membentuk kepribadian manusia.

Dalam hal pembentukan kepribadian muslim ini tentunya melalui pendidikan yang dapat mempengaruhi kepribadian anak diantaranya:

Pendidikan adalah proses, diman potensi-potensi ini (kemampuan, kapasitas) manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan supaya disempurnakan oleh kebiasaan yang baik, oleh alat/media yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.[2]

Disamping  pengalaman kebiasaan –kebiasaaan anakayang dibawa dari rumah, tentunya lebih penting lagi guru agama Islam yang mempunyai tugas cukup berat yaitu ikut serta membina pribadi anak disamping mengajarkan pengetahuan agama Islam kepada anak.

Untuk membina  agar anak-anak mempunyai sifat-sifat terpuji tidak cukup dengan penjelasan, pengertian saja akan tetapi perlu membiasakan melakukan perbuatan yang baik. Sebagaimana dikatakan oleh Zakiyah Daradjat yaitu: “ Kebiasaan dan latihan itulah yang membuat dia cenderung kepada melakukan yang baik dan meninggalkan yang kuranga baik”.[3]

Pembentukan kepribadian muslim tentunya pertama dari  orang tuanya, kemudian  guru di sekolah menyempurnakan. Supaya hal  ini berhasil dengan baik, guru agama Islam dapat membuat dirinya disenangi oleh murid, dengan demikian pembinaan sikap positif terhadap agama akan mudah terjadi misalnya guru agama memberikan latilhan yang membiasakan kegiatan keagamaan yang menyangkut ibadah , seperti sholat, berdo’a, membaca Al Qur’an (menghapal ayat-ayat atau surat-surat pendek), sholat berjamaaah di masjid. Hal ini ditanamkan pada anak sejak kecil sebab memvbiasakan sedemikian rupa lama kelamaan anak akan senang beribadah dan berbuat baik yang dicerminkan dalam perbuatnnya sesuai dengan ajaran Islam.

Namun bukan berarti anak perlu pendidikan jasmani saja, tetapi juga:” Anak membutuhkan kekuatan jasmani,akal, ilmu dan anak-anakmembutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan,cita, rasa dan kepribadian”.[4]

Di dalam kebutuhan jasmani belum saja cukup, tanpa memenuhi kebutuhan rohani, mak didalam kehidupan manusia bila kebutuhan rohani belum terpenuh maka ia akan gelisah batinnya. Adapun salah satu usaha untuk memenuhi  kebutuhan rohani adalah agama. Karena agama dapat mengimbangi gejolak manusia untuk memnuhi jkebutuhan jasmani yang condong selalu menuntut untuk dipenuhi, tentunya dalam memenuhi kebutuhan rohani disini yaitu agama Islam. Sebab umat Islam, agama merupakan dasar utam dalam mendidik anak-anaknya yaitu:

Karena menanamkan nilai-nilai agama akan sangat mambantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai ajaran Islam, atau  suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan,dan berbuat berdasarkan nilai-nilai serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam”.[5]

Dengan demikian di dalam pelaksanaan pendidikan danpembinaan kepribadian ini mempunyai landasan dan juga berfungsi sebagai sumber. Adapun dasar pelaksanaan pendidikan Islam dalam surat Asyura ayat 52 yaitu:

وَكَذَلِكَ اَوْحَيْنَااِلَيْكَ دُحَا مِنْ اَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِى مَااكِتبَ وَلااْلإيْمَانُ وَلَكِنَّ جَعَلْنَهُ نُوْرَانَهْدِى بِهِ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَدِنَا وَاِنَّك َلَتَهْدِىاِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ.

Artinya :” Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu (Al Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur’an), dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu cahaya yang kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya  kamu benar-benar benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.[6]

Dalam pendidikan Islam, upaya untuk membentuk kepribadian muslim sebagai mana dikatakan dalam surat Lukman ayat 13 :

وَاِدَ قَالَ لُقْمَانَ لاِبْنِه وَهُوَ يَعِظُهُ يَبُنَيَّ لاتُشْرِكْ بِااللهِ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ.

Artinya:” Dan (ingatlah) ketika Lugman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya, “hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan-Nya adalah  kezaliman yang besar[7]

Berdasarkan pendapat dan ayat di atas, bahwa pendidikan yang pertama dan utama dilakukan adalah pembentukan keyakinan kepada Allah yang diharapkan dapat dilandasi sikaap, tingkah laku dan kepribadian anak didik. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sangatlah besar pengaruhnya dalam pembentukan kepribadian muslim.

Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat di simpulkan bahwa: Untuk membentuk anak didik menjadi manusia yang berpribadi muslim, yang taat kepada Allah dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya, hanyalaah dengan melalui pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu pendidikan agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk diarahkan supaya berkepribadian muslim.

[1] Departemen Agama RI, Filsafat Pendidikan Islam, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam ?IAIN, Jakarta, 1983/1984, hlm 147

[2] Ibid, hlm 148-149

[3] Zakiyah Daradjat, Op-Cit, hlm 62

[4] Athiyah al-abrasy, Op-Cit, hlm 15

[5] Ibid, hlm 150

[6] Al Qur’an dan Terjemahnya, Op-Cit, hlm 791

[7] Ibid, hlm 654

[8]makalah.blogspot.co.id

 

Tinggalkan komentar